صيد الخاطر» (ص158):
«94- فصل: أنفع المشايخ في صحبته العامل بعلمه
NASEHAT DARI IMAM IBNUL JAUZY RAHIMAHULLAH (WAFAT TAHUN 597 H):
Petikan dari Kitab Shoidul Khotir hal 158 cet. Daarul Qolam th. 2004 – Maktabah Syamila
94- Bab: Ulama yang Paling Bermanfaat adalah yang Mengamalkan Ilmunya
460- لقيت مشايخ، أحوالهم مختلفة، يتفاوتون في مقاديرهم في العلم، وكان أنفعهم لي في صحبته العامل منهم بعلمه، وإن كان غيره أعلم منه.
460- Aku bertemu dengan banyak ulama, keadaan mereka berbeda-beda, dan mereka memiliki tingkat keilmuan yang bervariasi. Namun, yang paling bermanfaat bagiku dalam berinteraksi dengannya adalah ulama yang mengamalkan ilmunya, meskipun yang lainnya lebih berilmu darinya.
461- ولقيت جماعةً من علماء الحديث يحفظون ويعرفون، ولكنهم كانوا يتسامحون بغيبة يخرجونها مخرج جرح وتعديل، ويأخذون على قراءة الحديث أجرة، ويسرعون بالجواب، لئلا ينكسر الجاه، وإن وقع خطأ.
461- Aku bertemu dengan sekelompok ahli hadits yang menghafal banyak hadits dan mengetahui banyak hal, namun mereka sering kali meremehkan pembicaraan buruk (ghibah) yang mereka anggap sebagai kritik dan penilaian (jarh wa ta'dil). Mereka juga menerima bayaran untuk membaca hadits, dan mereka cepat-cepat menjawab pertanyaan agar tidak kehilangan reputasi, meskipun ada kesalahan!
462- ولقيت عبد الوهاب الأنماطيَّ، فكان على قانون السف، لم تسمع في مجلسه غيبةٌ، ولا كان يطلب أجرًا على سماع الحديث، وكنت إذا قرأت عليه أحاديث الرقائق، بكى، واتصل بكاؤه، فكان -وأنا صغير السن حينئذ- يعمل بكاؤه في قلبي، ويبني قواعد، وكان على سمت المشايخ الذين سمعنا أوصافهم في النقل»
462- Aku bertemu dengan Abdul Wahhab al-Anmathi, dia mengikuti metode salaf. Tidak pernah terdengar ghibah di majelisnya, dia tidak meminta bayaran untuk menyampaikan hadits, dan ketika aku membacakan hadits-hadits tentang kelembutan hati, dia menangis dan tangisannya berlanjut. Tangisannya itu, pada saat aku masih muda, sangat mempengaruhi hatiku dan membangun pilar pondasi dalam diriku. Dia mengikuti cara para ulama yang kita dengar sifat-sifatnya dalam penukilan riwayat.
463- ولقيت الشيخ أبا منصور الجَوَالِيْقِيَّ1، فكان كثير الصمت، شديد التحري فيما يقول، متقنًا، محققًا، وربما سئل المسألة الظاهرة، التي يبادر بجوابها بعض غلمانه، فيتوقف فيها حتى يتيقن، وكان كثير الصوم والصمت، فانتفعت برؤية هذين الرجلين أكثر من انتفاعي بغيرهما ففهمت من هذه الحالة أن الدليل بالفعل أرشد من الدليل بالقول.
463- Aku bertemu dengan Syaikh Abu Mansur al-Jawaliqi. Dia banyak diam, sangat hati-hati dalam berbicara, teliti, dan sangat cermat. Kadang-kadang dia ditanya tentang masalah yang jelas, yang bisa dijawab oleh murid-muridnya dengan cepat, tapi dia berhenti sejenak hingga yakin akan jawabannya. Dia banyak berpuasa dan berdiam diri. Aku mendapat manfaat lebih dari dua orang ini dibandingkan dengan yang lain, sehingga aku memahami dari keadaan ini bahwa petunjuk dengan tindakan lebih memberi hidayah daripada petunjuk dengan ucapan.
(Abu Mansur al-Jawaliqi adalah Mahir bin Ahmad bin Muhammad bin al-Khadir al-Jawaliqi (466-540 H), seorang ahli sastra dan bahasa, lahir dan wafat di Baghdad.)
464- ورأيت مشايخ كانت لهم خلوات في انبساط ومزاح، فراحوا عن القلوب، وبدد تفريطهم ما جمعوا من العلم، فقل الانتفاع بهم في حياتهم، ونسوا بعد مماتهم، فلا يكاد أحد يلتفت إلى مصنفاتهم.
464- Aku melihat para ulama yang memiliki kebiasaan bergaul dan bercanda secara berlebihan, sehingga mereka kehilangan kehormatan di hati orang-orang, dan keteledoran mereka merusak apa yang telah mereka kumpulkan dari ilmu. Maka, manfaat dari mereka berkurang selama hidup mereka dan mereka dilupakan setelah kematian mereka. Hampir tidak ada orang yang memperhatikan karya-karya mereka.
(Dalam naskah asli tertulis: "hampir tidak ada orang yang memperhatikan.")
فالله الله في العلم بالعمل، فإنه الأصل الأكبر. والمسكين كل المسكين من ضاع عمره في علم لم يعمل به، ففاتته لذات الدنيا وخيرات الآخرة، فقدم مفلسًا، على قوة الحجة عليه.
Oleh karena itu, demi Allah, perhatikanlah ilmu dengan amal, karena itu adalah dasar yang paling besar. Orang yang paling malang adalah orang yang menyia-nyiakan umurnya dalam ilmu yang tidak diamalkan, sehingga dia kehilangan kenikmatan dunia dan kebaikan akhirat; dia datang dalam keadaan bangkrut dengan banyak hujjah yang memberatkan atasnya.
Diterjemahkan oleh Akhukum Zaki Rakhmawan Abu Usaid.