Disarikan dari Petuah Ust Rizal Yuliar...
1. Nikmatnya Istirahat tidur, maka jangan pernah tinggalkan tidur malam. Ada banyak dalil yang mengisyaratkan akan hal ini di antaranya :
- Allah telah menjadikan malam untuk beristirahat
وجعلنا الليل لباسا وجعلنا النهار معاشا
" Dan kami jadikan malam sebagai selimut dan kami jadikan siang untuk menjadi penghidupan." ( QS. An Naba' 10-11)
- Meskipun untuk ibadah sekalipun, tidak boleh kita sampai tidak tidur. Dalam Hal ini ada larangan dari Rasulullah. ( Hadist A'isyah riwayat Bukhori).
2. Kita saat ini diwaktu fajar, waktu yang mulia di sisi Allah, Allah berfirman:
و الفجر
" Demi waktu fajar" (QS. Al Fajr : 01)
Ada pembelajaran berharga yang perlu kita hayati :
- Kita tidak boleh bersumpah kecuali atas nama Allah, sedangkan Allah berhak bersumpah dengan apa yang Allah kehendaki.
- Ayat ini menunjukkan agungnya waktu fajar dikarenakan Allah menggunakan kata Fajar dalam penyebutan sumpah.
- Waktu fajar adalah waktu peralihan, antara malam menuju siang, Waktu yang sangat dekat dg waktu turunnya Allah ke langit dunia. Sahabat Abu Hurairah riwayat bukhori muslim mengabarkan bahwa Nabi bersabda :
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
"Rabb Tabaraka wa Ta'la turun ke langit dunia pada setiap malam, yakni saat sepertiga malam terakhir seraya berfirman, 'Siapa yang berdo'a kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu niscaya akan Aku berikan dan siapa yang memohon ampun kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.'" (HR. Muslim).
Di sepertiga malam akhir hendaknya kita perbanyak istighfar. Allah berfirman :
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Merekalah orang-orang yang penyabar, jujur, tunduk, rajin berinfak, dan rajin istighfar di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)
3. Alhamdulillah kita dimudahkan melaksanakan Sholat Subuh. Dan perlu kita ketahui bahwa sholat ini adalah sholat terberat bagi kaum munafiq, bersyukurlah kita dimudahkan untuk melaksanakan sholat subuh ini.
4. Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadist dari Ummu Salamah bahwa Nabi setiap selepas subuh selalu memanjatkan doa :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu Majah)
Nabi kita diberikan keistimewaan oleh Allah dengan jawami' kalim, (Ungkapan ( Kalimat) yang pendek tapi syarat makna serta kandungannya luas.) Maka dari itu doa yang berasal dari Nabi adalah doa yang sangat mulia yang paling manfaat (penuh dengan pembelajaran.) di antaranya:
1. Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan " Bahwa tiga permintaan ini adalah tiga hal yang paling pokok yang dibutuhkan manusia dikehidupan mereka :
- Ilmu yang bermanfaat
- Rizqi yang baik
- Amal sholeh."
2. Di sini kenapa istri, rumah, tidak disebut dalam permintaan? Karena hal itu secara otomatis sudah masuk dipemyebutan rizqon Toyyiban.
3. Kenapa Ilmu disebut terlebih dahulu?
Para ulama menjelaskan : karena Ilmu mendasari dua hal setelahnya ( Rizqi dan amal sholih)
- Saat kita mencari rizqi misalnya, di sana ada berbagai macam usaha yang dapat kita lakukan dan tidak semua usaha itu dipastikan merupakan usaha yang baik lagi halal. Kita tidak bisa memilah dan memilih yang toyyib kecuali dengan bekal Ilmu. Karena pentingnya dasar Ilmu dalam mencari nafkah dahulu Umar bin Khotthob menetapkan aturan " Siapa saja yang tidak ( Faqih) memiliki bekal ilmu agama, maka tidak boleh memasuki pasar kami."
- Contoh lain para pegawai misalnya, bagaimana mungkin dia bisa melaksanakan tugas dg baik, memahami wajibnya menjalankan amanah kecuali dg bekal Ilmu Agama. Praktik Risywah ( Suap), sogok ada di mana mana, bohong, ghibah, curang dll. Bekal agama sangat dibutuhkan, kalau tidak amanah dalam bekerja maka itu bisa berkonsekwensi pada ketidak halalan upah yang didapatkan.
Dahulu para ulama salaf generasi terdahulu mendapat pesan dari para istri mereka tatkala mereka pergi berangkat mencari nafkah " wahai suamiku ingatlah ketika engkau pergi mencari rizqi dan pulang ke rumah maka jangan berikan kepada kami kecuali dari hasil yang halal"
Lihat Ayahanda imam. Bukhori ayah beliau sampai tidak berani masuk pasar karena sikap wara' (ke hati hatian), beliau hingga mewakilkan jual beli beliau kepada orang yang memiliki ilmu fiqih jual beli. Dan hasilnya tidak heran putra beliau Imam As Syafi'i menjadi anak yang begitu sholih.
Allah ingatkan kepada kita bahaya praktik Tathfif ( Curang)
ويل للمطففين الذين
Celaka yang melakukan tathfif ( kecurangan tipis)
إذا اكتالوا على الناس يستوفون
" Jika mereka meminta ditawarkan atau timbangan untuk mereka, mereka minta penuh."
وإذا كالوهم أو وزنوهم يخسرون
" Jika mereka memberikan takaran untuk orang lain mereka kurangi hak orang lain "
Sheikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin menyampaikan bahwa : " Ancaman dalam ayat ini tidak hanya berlaku pada jual beli, tetapi dalam segala bentuk kecurangan, termasuk dalam hubungan pelaksanaan tugas pekerjaan : Antara atasan dengan bawahan sampai dalam hak suami istri, kita dituntut untuk bisa berbuat adil dalam segala hal (yang berkaitan dengan hak dan kuwajiban).
Semakna dengan hal ini betapa mirisnya : kala bekerja melakukan tugas tidak optimal dalam menjalankan tugas dan kuwajiban akan tetapi berharap hak yang didapat harus sempurna tidak boleh kurang.
Keselamatan dari hal hal di atas tidak bisa terealisasi kecuali dg bekal Ilmu. Bahkan ada banyak kebaikan bila semua kegiatan kita selalu didasari dengan Ilmu yang benar, maka akan mendatangkan keberkahan.
Contoh nyata seorang niagawan yang Islami, maka ia akan menjalankan tuntunan Islam. Islam menganjurkan memberikan kemudahan dalam jual beli, maka seorang muslim selalu memberikan kemudahan bagi lawan niaganya Rasulullah bersabda :
" رحم الله رجلا سمحا إذا باع وإذا اشترى وإذا اقتضى"
"semoga Allah merahmati seseorang yang mudah (bermurah hati) apabila menjual, mudah (murah hati) apabila membeli dan mudah (murah hati) apabila menagih hutang." (HR. al-Bukhari ).
Begitu pula saat ia menunaikan tugas pekerjaannya yang menjadi kuwajibannya. Ia tidak sepenuhnya hitung hitungan, tapi ia akan berusaha memberikan yang terbaik.
4. Kenapa Ilmu diminta lebih dahulu sebelum amal sholih? Karena amal sholih dibutuhkan dua syarat::
- Benar tepat sesuai sunnah Nabi. Tanpa didasari ilmu kita tidak bisa beramal dengan benar sesuai tuntunan Rasulullah.
- Murni dalam niat dan meikhlasan ( Lihat Surat Al Kahfi :110)
5. Ayuk belajar! Terus belajar Ilmu yang benar, Ilmu yang bersumber dari Alquran dan Sunnah dg metode pemahaman Shohabat. Siapapun yang ingin mendapatkan Ilmu yang bermanfaat maka hubungkan ilmunya bersambung kepada Nabi dan para Shohabat. Alhamdulillah Ilmu Islam dijamin lestari terjaga oleh goresan tinta karya para ulama hingga saat ini.
6. Berhati hatilah bahwa ada di sana Ilmu yang tidak bermanfaat, Dan Nabi kita senantiasa berlindung kepada Allah darinya hal ini sebagaimana terlihat drai praktik doa yang beliau amalkan:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا
" Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dan dari jiwa yang tidak pernah merasa kenyang, serta dari doa yang tidak dikabulkan" ( HR. Muslim).
7. Diantar ciri ilmu tidak manfaat adalah, Tatkala ilmu tersebut tidak semakin mendekatkan diri kita kepada Allah, Dan ketika ilmu itu tidak bersumber dari sumber yang benar.
- Allah tidak ajarkan
- Nabi tidak ajarkan
- Kebenaran yang sesuai Haq adalah satu, jika ada perselisihan maka kembalikan kepada Al quran dan sunnah. Kebenaran adalah yang sesuai dg Al quran dan sunnah, selain keduanya tidak ada yang maksum ( Terjaga dari salah) siapapun dia.
Nasehat Penutup beliau di momen pagi itu :
Yang belum berdzikir pagi silahkan sempurnakan dzikirnya dengan membaca dzikir pagi petang, hiasi hari hari kita dg banyak dzikir dalam rangka mengingat Allah. Dalam kegaitan keseharian kita, ingatlah Allah:
- saat kita senyum, senyum kita niatkan karena mengharap pahala dari Allah.
- Saat kita menyingkirkan sampah
- Saat kita membantu orang lain
ingatlah Allah dalam niat, Niatkan untuk mendapatkan balasan dari Allah bukan sekedar karena tidak enak jika tidak senyum, tidak enak jika tidak membantu.
- Saat mencari rizqi Niatkan sebagai kuwajiban, sampaipun tatkala hendak tidur, makan hingga berhubungan suami istri.
Ingat dahsyatnya hadist tentang urgensi niat, hadist tersebut disebut oleh para ulama sebagai sepertiga islam bahkan dikatakan asas Islam terbangun di atas Tiga hadist di antaranya hadist tentang niat.
Semoga Allah mudahkan kita menjalankan nasehat nasehat berharga tersebut...
baarakallahufiikum
Di tulis oleh Ustadz Ihsanuddin
Pengajar Pesantren Al Lu'lu'walmarjan Magelang