Ringkasan Faidah Surat Al-Baqarah Ayat 26

 


✒️ *Ringkasan Faidah*

Surat Al-Baqarah Ayat 26

Bag. 1 (1/2) 

---------------


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖۤ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَـقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖۤ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَ 


_"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Rabb mereka. Tetapi mereka yang kafir berkata, "Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?" Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 26)_


✏️ *Faidah Ayat :*


1. Penetapan sifat malu bagi Allah Azza wa Jalla, di dalam firman Allah Ta'ala _"Sesungguhnya Allah tidak segan/ tidak malu membuat perumpamaan..." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 26)_, 

-----------------

✳️ Sisi penunjukannya adalah peniadaan sifat malu dari Allah di dalam kondisi ini (memberi perumpamaan dengan sesuatu yang rendah) menunjukkan penetapan sifat malu di dalam kondisi sebaliknya. 


✳️ Penetapan sifat ini terlihat jelas di dalam As-sunnah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam: _Sesungguhnya Rabb kalian memiliki sifat malu dan Maha Mulia, Allah malu kepada hambaNya yang berdoa mengangkat kedua tangan kepadaNya kemudian kembali dengan tangan kosong (HR. Abu Dawud)_ 


✳️ Sifat malu yang sempurna ditetapkan bagi Allah berbeda dengan sifat malu mahklukNya (lemah dan banyak kekurangan). 


2. Allah membuat suatu perumpamaan-perumpamaan, dikarenakan hal tersebut adalah perkara yang bisa dirasa dengan panca indra dan dijangkau dengan akal. 

-----------------

✳️ Perhatikanlah Firman Allah Ta'ala : 

_"Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah." (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 41)_ 


Rumah laba-laba tidak bisa melindungi dari panas, dingin, hujan tidak juga dari angin. 


_"Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui." (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 41)_


✳️ Maka perumpamaan seperti ini tidak diragukan lagi bisa mendekatkan makna. Sehingga menjadikan manusia faham makna dan hikmahnya, dan juga menjadi jelas alasan dari perumpamaan tersebut. 


3. Nyamuk adalah salah satu makhluk yang paling hina; sebagaimana firman Allah Ta'ala: _"nyamuk atau yang lebih dari itu"_; dan meskipun ia adalah salah satu makhluk yang paling hina, ia dapat mengganggu tidur para tiran dan mungkin membinasakan mereka: jika ia dikuasakan atas manusia, ia akan membinasakannya, dan inilah serangga kecil yang hina ini.


4. Rahmat Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya di mana Dia menjelaskan kepada mereka makna-makna yang dapat dipahami dengan memberikan perumpamaan yang dapat dirasakan sehingga makna-makna tersebut tertanam dalam pikiran mereka.


5. Qiyas (analogi) adalah hujjah (bukti); karena setiap perumpamaan yang Allah buat dalam Al-Qur'an adalah bukti tentang ketetapan qiyas.


6. Keutamaan iman; dan bahwa seorang mukmin tidak mungkin menentang apa yang Allah 'Azza wa Jalla turunkan dengan akalnya; sebagaimana firman-Nya Ta'ala: _"Adapun orang-orang yang beriman maka mereka mengetahui bahwa itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka."_ Mereka tidak berkata: Mengapa?, dan tidak pula: Bagaimana?; mereka berkata: Kami mendengar, kami taat, dan kami percaya, karena mereka meyakini bahwa Allah 'Azza wa Jalla memiliki hikmah yang mendalam dalam apa yang Dia syariatkan, dan di dalamnya terdapat kemampuan.


7. Penetapan rububiyah yang khusus; sebagaimana firman-Nya Ta'ala: _"dari Rabb mereka." [QS.Al-baqarah Ayat 26]_ 

-----------------

✳️ Dan ketahuilah bahwa rububiyah Allah Ta'ala terbagi menjadi dua bagian: umum dan khusus; 


maka yang umum adalah yang mencakup semua makhluk, dan yang khusus adalah yang dikhususkan bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. 


Dan yang khusus mengandung kekushusan ( rububiyah yang khusus); sebagaimana firman-Nya Ta'ala: _"Mereka berkata, kami beriman kepada Rabb semesta alam * Rabbnya Musa dan Harun" [Al-A'raf: 121, 122]_


Yang pertama adalah rububiyah umum; dan yang kedua Rububiyah khusus untuk Musa dan Harun; 


✳️ Sebagaimana kebalikan dari rububiyah yaitu 'ubudiyah' (penghambaan), juga terbagi menjadi ubudiyah umum dan ubudiyah khusus.


Ubudiyah umum, sebagaimana dalam firman-Nya yang Mahatinggi: _"Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah sebagai hamba" [Maryam: 93]_


Ubudiyah khusus, sebagaimana dalam firman-Nya Ta'ala: _"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya" [Al-Furqan: 1]_


✳️ Perbedaan antara keduanya adalah bahwa yang umum adalah ketundukan kepada perintah takdir kauniyah (universal); dan yang khusus adalah ketundukan kepada perintah syariat;


dengan demikian, orang kafir adalah hamba Allah dengan ubudiyah umum dan orang mukmin adalah hamba Allah dengan ubudiyah umum dan khusus."


🌻 *Disarikan dari :*

Kajian tafsir surat Al-Baqarah

Bersama Ustadz Abu Usaid Zaki hafidzahullah


*AdminYakoma*